Tangan ini sudah tak mampu merangkai diksi, bagaimana rumit perasaan yang dipendam. Temaram yang tak pernah kunjung terang, memaksaku untuk mencari pendengar yang mengerti. Namun, kala hati ini rumit, bisu akan diksi, munculah cahaya yang tak pernah tertandingi terangnya. Iman. Cahaya yang mengubah hati resah menjadi tenang Cahaya yang mengubah hati yang kesepian menjadi hangat Cahaya yang mengubah kesedihan menjadi pelajaran. Tempat bersandar, bercerita, menangis terbaik, tak lain hanyalah Allah, pendengar yang mengerti akan semua perasaan yang bahkan tak kau bisa rangkai penyampaiannya. Lantas, apa ada alasan untuk tidak bercerita pada-Nya?